Jika Allah telah mengunci hati orang-orang kafir (non-Muslim), maka mengapa mereka yang salah jika mereka tidak menerima Islam?
Dijawab oleh Dr. Zakir Naik dari irf.net
1. Allah telah mengunci hati orang-orang yang bertekad menolak kebenaran
Allah (swt) berfirman dalam Surat Al-Baqarah[2]: 6-7
"Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman. Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat." [Al-Qur'an 2: 6-7]
Ayat-ayat ini tidak mengacu pada orang-orang kafir pada umumnya yang tidak mau beriman. Kata Arab yang digunakan adalah al-lazina kafaru, yaitu orang-orang yang sudah membulatkan tekad untuk menolak kebenaran. Jadi tidak akan ada bedanya untuk orang-orang seperti mereka baik Anda memperingatkan mereka atau tidak, mereka tetap tidak akan beriman. Allah telah mengunci hati, pendengaran, dan mata mereka. Bukan karena Allah telah mengunci mati hati mereka yang menyebabkan mereka tidak memahami dan tidak beriman, melainkan sebaliknya karena orang-orang kafir ini sudah bertekad untuk menolak kebenaran. Selain itu, meskipun Anda memperingatkan mereka, mereka sudah bertekad untuk tidak beriman, maka Allah telah mengunci mati hati mereka. Oleh karena itu Allah tidak bisa disalahkan, tapi orang-orang kafir yang bertekad untuk tidak beriman itulah yang bertanggung jawab.
2. Misalnya seorang guru yang memprediksi siswanya akan gagal
Misalkan seorang guru yang berpengalaman, seminggu sebelum ujian, telah memprediksi bahwa siswa A, B, dan C akan gagal dalam ujian karena siswa-siswa tersebut sangat nakal, tidak pernah memperhatikan di kelas, dan tidak melakukan pekerjaan rumahnya. Jika setelah ujian diumumkan, ketiga siswa tersebut gagal dalam ujian, maka siapa yang harus disalahkan: Gurunya atau ketiga siswa tersebut? Hanya karena guru itu telah memprediksi bahwa ketiga siswa itu akan gagal, tidak berarti bahwa guru itu yang harus disalahkan melainkan ketiga siswa itu sendiri yang bertanggung jawab atas kegagalan mereka.
Demikian pula Allah (swt) sudah mengetahui bahwa ada sebagian orang yang sudah bertekad untuk tidak beriman sehingga Allah pun mengunci hati mereka. Jadi para non-Muslim itu sendiri-lah yang bertanggung jawab karena mereka menolak beriman, bukan Allah (swt).
Posting Komentar