Kejadian ini disaksikan para sahabat dan orang-orang Quraisy yang ada disana. Beruntunglah Abu Bakar As Saddiq R.A. lewat. Ketika dia melihat Uqba bin Abi Muayt mencekik Rasulullah S.A.W., dia berlari dan mendorong Uqba bin Abi Muayt untuk menyelamatkan Rasulullah S.A.W. Kemudian Abu Bakar membacakan ayat: “Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena dia menyatakan: "Tuhanku ialah Allah” (Q.S. Al-Mu’min:40)
Pernyataan ini telah diucapkan seseorang yang hidup di zaman Musa A.S. Ketika Fir’aun menyuruh tentara-tentaranya untuk membunuh Musa A.S., ada seseorang dari keluarga Fir’aun yang menyembunyikan keimanannya. Dia mengucapkan pernyataan ini untuk melawan Fir’aun. Dia berkata “Apakah kau akan membunuh Musa A.S. hanya karena dia berkata “Aku beriman pada Allah yang satu?”
Jadi Abu Bakar As Saddiq R.A. mengucapkan hal yang sama kepada Uqbah. Apakah kau akan membunuh Rasulullah S.A.W.. hanya karena dia berkata “Aku beriman pada Allah yang satu?”
Pada suatu hari, Ali R.A. sedang memberikan ceramah, dan dia berkata kepada para hadirin “Siapa orang yang paling kuat?” Orang-orang berkata “Engkau adalah yang paling kuat.” Mereka berpikir begitu karena Ali R.A. selalu siap untuk bertarung melawan umat Muslim. Dia-lah pahlawan pada perang Khaybar. Bayangkanlah, Ali pernah menggunakan pintu kastil sebagai tameng pada perang Khaybar! Bayangkan betapa kuatnya dia. Jadi orang-orang mengatakan bahwa Ali R.A. adalah orang yang paling kuat.
Ali R.A. berkata “Aku siap bertarung dengan orang-orang yang menantangku, Meskipun begitu, Abu Bakar As Saddiq R.A. akan melawan siapapun yang menantang Rasulullah S.A.W. Dia lebih kuat daripada aku.”
Abu Bakar adalah orang yang paling berani dalam umat ini setelah Rasulullah S.A.W. Seseorang dapat melihat kekuatan hatinya pada perang Badar, Uhud, Parit, Hudaibiyah, dan Hunain. Semua ini cukup untuk membuktikan ketabahan, keteguhannya, dan menguatkan seluruh umat Islam ketika tragedi terbesar menimpa umat Islam, yaitu wafatnya Rasulullah Sallallahu alaihi wasallam.
Posting Komentar